ita's blog

ENKRIPSI

by on Sep.23, 2018, under Uncategorized

ENKRIPSI

Sejarah Singkat Enkripsi

Kata enkripsi berasal dari bahasa Yunani kryptos yang berarti tersembunyi atau rahasia. Dulu ketika masih banyak orang yang belum bisa membaca, menuliskan pesan rahasia dengan cara biasa sudah terbilang cukup pada masa itu. Namun tentu hal tersebut tentu sangat tidak efektif, hingga kemudian mulailah dikembangkan skema enkripsi untuk mengubah pesan menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca guna menjaga kerahasiaan dari pesan tersebut ketika akan diantar ke sebuah tempat yang lain.

Pada tahun 700 sebelum masehi orang-orang Sparta menulis pesan yang sesitif pada kulit yang dililit pada sebuah tongkat yang disebut scytale. Ketika tulisan tersebut dilepas akan menghasilkan karakter yang acak sehingga tidak mampu dibaca. Namun bila digunakan tongkat dengan diameter yang sama, maka kumpulan karakter acak itu dapat diuraikan kembali (decrypt) sehingga mampu dibaca oleh penerima.

Diwaktu yang lain, orang Romawi menggunakan apa yang disebut Sandi Chaesar. Enkripsi jenis ini terbilang sederhana dimana masing-masing huruf pada teks digantikan oleh huruf lain yang memiliki selisih tertentu dalam alfabet. Jika misalnya angka yang ditentukan adalah tiga, maka pesan “nesabamedia” akan menjadi “qhvdedphgld”. Sekilas mungkin ini terlihat sulit untuk di uraikan kembali, namun bila anda memperhatikan kata yang sering digunakan seperti penggunaan huruf D=A, akan mempermudah proses enkripsi.

Dan hingga pada pertengahan tahun 1970-an, enkripisi melakukan sebuah lompatan yang besar, dimana B. Whitfield Diffie dan Martin Hellman memecahkan salah satu masalah mendasar dari kriptografi, yaitu bagaimana cara mendistribusikan kunci enkripsi dengan aman untuk digunakan kepada mereka yang membutuhkannya. Hal tersebut kemudian dikembangkan bersama dengan RSA dan mencitpakan sebuah implementasi public-key menggunakan algoritma asimetris, yang mana kemudian menjadi era baru untuk enkripsi hingga saat ini.

Jenis-Jenis Enkripsi di Era Modern

Semua algoritma enkripsi yang sudah kita bahas tadi sebagian besar menggunakan dua jenis enkripsi, yaitu:

  • Algoritma Symmetric key menggunakan kunci enkripsi yang terkait atau identik untuk enkripsi dan dekripsi.
  • Algoritma Asymmetric key menggunakan kunci berbeda untuk enkripsi dan dekripsi. Biasanya ini disebut sebagai Public-key Cryptography.

Enkripsi Symmetric key

Untuk menjelaskan konsep enkripsi ini, kita akan menggunakan sedikit penjelasan dari Wikipedia untuk memahami bagaimana cara kerja algoritma Symmetric.

Alice menaruh sebuah pesan rahasia di dalam kotak dan mengunci kotak menggunakan gembok dan ia memiliki kuncinya. Kemudian dia mengirimkan kotak ke Bob melalui surat biasa. Ketika Bob menerima kotak, ia menggunakan kunci salinan sama persis yang dimiliki Alice untuk membuka kotak dan membaca pesan. Bob kemudian dapat menggunakan gembok yang sama untuk membalasa pesan rahasia.

Dari contoh itu, algoritma sysmmetric-key dapat dibagikan kepada stream cipher dan block cipher. Stream cipher mengenkripsi satu per satu bit dari pesan, dan block cipher mengamil beberapa bit, biasanya 64bit dan mengenkripsi mereka menjadi satu bagian. Ada banyak algoritma berbeda dari symmetric termasuk Twofish, Serpent, AES (Rijndael), Blowfish, CAST5, RC4, TDES, and IDEA.

Enkripsi Asymmetric key

Pada metode asymmetric key, Bob dan Alice memiliki gembok yang berbeda, bukan satu gembok dengan beberapa kunci seperti contoh symmetrick key di atas. Tentu saja contoh ini lebih sederhana daripada yang seharusnya, tapi sebenarnya jauh lebih rumit.

Pertama Alice meminta Bob untuk mengirim gembok yang terbuka melalui surat biasa, sehingga ia tidak membagikan kuncinya. Ketika Alice menerimanya, ia menggunakannya untuk mengunci sebuah kota yang berisi pesan dan mengirimkan kotak dengan gembok terkunci tadi ke Bob. Bob kemudian membuka kotak dengan kunci yang ia pegang karena itu gembok miliknya untuk membaca pesan Alice. Untuk membalasnya, Bob harus meminta Alice untuk melakukan hal yang sama.

Keuntungan dari metode asymmetric key adalah Bob dan Alice tidak pernah berbagi kunci mereka. Hal ini untuk mencegah pihak ketiga agar tidak menyalin kunci atau memata-matai pesan Alice dan Bob. Selain itu, jika Bob ceroboh dan membiarkan orang lain untuk menyalin kuncinya, pesan Alice ke Bob akan terganggu, namun pesan Alice kepada orang lain akan tetap menjadi rahasia, karena orang lain akan memberikan gembok milik mereka ke Alice untuk digunakan.

Enkripsi asymmetric menggunakan kunci yang berbeda untuk enkripsi dan dekripsi. Penerima pesan memiliki sebuah kunci pribadi dan kunci publik. Kunci publik diberikan ke pengirim pesan dan mereka menggunakan kunci publik untuk melakukan enkripsi pesan. Penerima menggunakan kunci pribadi untuk membuka pesan enrkipsi yang telah dienkripsi menggunakan kunci publik si penerima.

Ada satu keuntungan melakukan enkripsi dengan menggunakan metode ini. Kita tidak perlu mengirim sesuatu yang rahasia (seperti kunci enkripsi kita atau password) melalui saluran yang tidak aman. Kunci publik kamu akan leihat ke dunia dan itu bukan rahasia. Kunci rahasia kamu akan tetap aman di komputer kamu, dimana itu tempatnya.

5 Jenis Enkripsi Password yang Tidak Bisa Di-hack

Dilansir melalui StorageCraft, sebelum membahas jenis enkripsi password, mari kita mengerti arti enkripsi terlebih dahulu. Enkripsi mudahnya adalah menyamarkan kata-kata agar hanya pengirim dan penerima pesan yang tahu.

Nah setelah mengerti arti enkripsi, tanpa berlama-lama lagi langsung saja yuk. Ini dia jenis enkripsi password yang tidak bisa di-hack.

1. Triple DES

Pertama ada Triple DES, merupakan pengembangan lebih lanjut dari algoritma DES (Data Encryption Standard). Di mana DES dinilai sudah tidak kompeten karena kerap dibobol oleh hacker. Triple DES mempergunakan proteksi dengan 3 kunci berbeda, di mana masing-masing terdiri dari setidaknya panjang 56 bits.

2. RSA

Selanjutnya ada RSA yang umumnya dipakai publik secara luas, bahkan juga dipakai sebagai standar untuk berkirim data melalui internet. Tidak seperti Triple DES, algoritma RSA bersifat asimetris karena kunci dekripsinya yang berpasangan. Dengan metode ini, sampai sekarang masih mustahil ditembus.

3. Blowfish

Mirip seperti Triple DES, merupakan pengembang lebih lanjut dari DES. Perbedaannya dengan Triple DES, Blowfish akan membagi data yang akan dienkripsi menjadi banyak blok. Di mana per blok ukurannya adalah 64 bits, lalu tiap blok ini akan dienkripsi satu per satu secara berbeda-beda.

4. Twofish

Sebelum adanya Blowfish, awalnya adalah Twofish. Namun metode enkripsi antara Blowfish dan Twofish sendiri sangat berbeda. Twofish bersifat asimetris dan hanya mempergunakan satu kunci yang panjangnya bisa hingga 256 bits. Dengan metode ini, memungkinkan Twofish menjadi enkripsi tercepat saat ini.

5. AES

Terakhir ada AES yang merupakan singkatan dari Advanced Encryption Standard. Kalau soal keamanan, kayaknya nggak perlu ragu lagi. Soalnya AES ini sudah menjadi standar pemerintah Amerika Serikat dan beberapa organisasi ternama lainnya. Panjang enkripsinya ada 128 bits namun sangat kompleks. Dalam kondisi ekstrim, bisa diperpanjang hingga 256 bits.

 

Sumber :

https://winpoin.com/winexplain-apa-itu-enkripsi-dan-bagaimana-cara-kerjanya/

https://www.nesabamedia.com/pengertian-enkripsi/

https://jalantikus.com/tips/jenis-enkripsi-password/

 

Leave a Reply

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!

Visit our friends!

A few highly recommended friends...

    Archives

    All entries, chronologically...